Kegiatan Pekanan RTQ

Kajian Bersama Ust.Miqdad (Sabtu, 14 November 2020)
KORELASI MENGHAFAL AL QUR’AN DENGAN KECERDASAN

Hubungan al Qur’an dengan kecerdasan :

1. Imam Nawawi pernah mengatakan

” ulama’ ulama’ sebelum beramal mereka menghafal Qur’an dulu ”
Contohnya : imam Syafi’i hafal qur’an saat usia 7 tahun, kemudian baru belajar kitab al muwattho’ dengan imam malik.

2. Tidak akan datang keburukan kepada orang orang yang memiliki al qur’an di dalam hatinya, sehingga hanya kebaikan kebaikanlah yang datang.

3. Penghafal Qur’an itu adalah orang orang pilihan.

4. Menghafal al Qur’an sama dengan memperbagusi akhlak dan adab, dan salah satu tanda cerdasnya seseorang adalah dilihat dari adab dan akhlaknya

Maka, orang yang menghafal al Qur’an terus bertambah kecerdasannya.

Timbul pertanyaan.
” Apakah ketika kita merasakan ke kosulitan dalam membaca al Qur’an itu pertanda bahwa kita tidak cerdas? ”
Jawabanya adalah TIDAK, mari kita simak jawaban dari imam waqi’ (guru imam Syafi’i) ketika imam Syafi’i mengadu tentang buruknya hafalannya kepada gurunda nya tersebut.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah untuk orang orang yang ahli maksiat.

Maka jawab dari pertanyaan ” apakah ketika kita kesulitan menghafal al Qur’an berarti kita tidak cerdas? ” jawabnya adalah TIDAK, bukan karena tidak cerdas melainkan karena sering berbuat maksiat.

*Terus semangat menghafal dan menjadi sahabatnya al Qur’an*KORELASI MENGHAFAL AL QUR’AN DENGAN KECERDASAN

Hubungan al Qur’an dengan kecerdasan :

1. Imam Nawawi pernah mengatakan

” ulama’ ulama’ sebelum beramal mereka menghafal Qur’an dulu ”
Contohnya : imam Syafi’i hafal qur’an saat usia 7 tahun, kemudian baru belajar kitab al muwattho’ dengan imam malik.

2. Tidak akan datang keburukan kepada orang orang yang memiliki al qur’an di dalam hatinya, sehingga hanya kebaikan kebaikanlah yang datang.

3. Penghafal Qur’an itu adalah orang orang pilihan.

4. Menghafal al Qur’an sama dengan memperbagusi akhlak dan adab, dan salah satu tanda cerdasnya seseorang adalah dilihat dari adab dan akhlaknya

Maka, orang yang menghafal al Qur’an terus bertambah kecerdasannya.

Timbul pertanyaan.
” Apakah ketika kita merasakan ke kosulitan dalam membaca al Qur’an itu pertanda bahwa kita tidak cerdas? ”
Jawabanya adalah TIDAK, mari kita simak jawaban dari imam waqi’ (guru imam Syafi’i) ketika imam Syafi’i mengadu tentang buruknya hafalannya kepada gurunda nya tersebut.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah untuk orang orang yang ahli maksiat.

Maka jawab dari pertanyaan ” apakah ketika kita kesulitan menghafal al Qur’an berarti kita tidak cerdas? ” jawabnya adalah TIDAK, bukan karena tidak cerdas melainkan karena sering berbuat maksiat.

Terus semangat menghafal dan menjadi sahabatnya al Qur’an 😃✊🏻🌱

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *